Menelaah Posisi Aset Tidak Berwujud dalam Akuntansi
May 16, 2020Diartikan sebagai suatu aset non moneter yang tidak memiliki wujud fisik, aset tidak berwujud memiliki teknik pengukuran tersendiri. Simak penjelasannya pada artikel berikut.
Aktiva tidak berwujud merupakan jenis aset perusahaan yang berada dalam golongan aset tetap. Sesuai dengan namanya, jenis tersebut tidak memiliki wujud fisik. Meski demikian, keberadaan aset tidak berwujud tersebut sangat bermanfaat bagi keberlangsungan usaha perusahaan karena memiliki tujuan administratif, disewakan kepada pihak lain atau sejenisnya. Informasi lengkap mengenai aset tidak berwujud beserta posisinya dalam akuntansi tersebut dapat Anda simak pada artikel berikut ini atau melalui materibelajar
Mengenal Aktiva Tidak Berwujud
Seperti yang sudah disinggung sebelumnya bahwa aset tidak berwujud adalah jenis aset yang tidak memiliki wujud fisik, proses pengakuan aset tersebut dalam akuntansi harus memperhatikan beberapa hal. Pertama, aset tersebut harus memiliki nilai manfaat ekonomi di masa mendatang. Kedua, besaran biaya yang ada dalam perolehannya dapat diakui secara andal. Adapun jenis dari aktiva tidak berwujud ini banyak ragamnya, diantaranya berupa hak paten, merk dagang, goodwill, hak cipta dan beberapa jenis lainnya.
Lazimnya umur manfaat dari aset tidak berwujud ini tidak lebih dari 20 tahun setelah digunakan. Namun, ada beberapa hal yang harus diperhatikan untuk mengetahui masa manfaatnya yakni siklus hidup produk pada umumnya, periode pengendalian aset, keusangan teknologi atau teknis, estimasi tindakan pesaing, perkiraan penggunaan aset serta efisensi pengelolaannya, serta beberapa hal lainnya.
Karakteristik Aset Tidak Berwujud yang Harus Dipahami
Untuk memudahkan Anda mengidentifikasi golongan yang termasuk dalam aset tidak berwujud, berikut terdapat karakteristik yang harus dipahami. Setidaknya ada tiga hal pokok yang menjadi dasar pertimbangan penentuan aset tidak berwujud. Informasi lengkapnya, silakan simak penjelasannya berikut ini.
1. Kurang Memiliki Eksistensi Fisik
Berbeda dengan jenis aset berwujud berupa gedung, bangunan dan sejenisnya yang dapat diidentifikasi berdasarkan wujudnya. Untuk jenis aset tidak berwujud perolehannya tidak dapat berupa fisik, namun berdasarkan penilaian dari perusahaan akan hak dan keistimewaan aset tersebut.
2. Tidak Termasuk dalam Instrumen Keuangan
Perlu Anda ketahui bahwa aset tidak berwujud merupakan jenis aset yang tidak termasuk dalam instrumen keuangan atau aset moneter. Jenis aset moneter yang terdiri atas deposito, piutang, dan investasi jangka panjang tidak memiliki substansi fisik. Sehingga penilaian aset tersebut dapat diperoleh dari klaim atau suatu hak tertentu atas penerimaan kas atau setara kas di masa mendatang. Oleh sebab itu, aset moneter tersebut tidak termasuk dalam golongan aset tidak berwujud.
3. Sifatnya Jangka Panjang dan Menjadi Subjek Amortisasi
Dikarenakan mempunyai sifat jangka panjang atas penyediaan masa manfaatnya, maka karakteristik lain dari aset tidak berwujud adalah masuk sebagai subjek amortisasi. Hal ini didasarkan pada prinsip pencatatannya harus sebesar nilai perolehannya, sedangkan periode selanjutnya disesuaikan dengan nilai tercatatnya. Adapun besaran nilai perolehannya disesuaikan dengan cara perolehannya. Jika proses pembeliannya menggunakan kas, maka pencatatannya harus sebesar nilai kas yang dibayarkan. Lain halnya jika diperoleh berdasarkan pertukaran aset, maka pencatatan harga perolehannya didasarkan pada perkiraan harga pasar aset yang dipertukarkan. Perbedaan harga pasar dengan nilai tercatat inilah yang mengharuskan adanya penghitungan amortisasi aset tidak berwujud.
Teknik Pengukuran Aset Tidak Berwujud
Seperti yang sudah dijelaskan pada sub bab sebelumnya mengenai besaran nilai perolehan aset tidak berwujud. Pengukuran lain yang tak kalah penting ada pada penilaian biaya perolehan yang turut menyertainya, seperti penjelasan berikut:
- Besaran harga beli aset tidak berwujud sudah termasuk dengan bea masuk dan pajak pembelian, dan sudah dikurangi dengan rabat maupun diskon.
- Selain itu, biaya lain yang berhubungan langsung dengan pembelian aset tidak berwujud juga turut diperhitungkan, terutama biaya yang mempengaruhi kesiapan aset untuk digunakan.
Pencatatan dan Pelaporan Aset Tak Berwujud yang Tepat
Terakhir Anda akan diajak untuk memahami pencatatan dan pelaporan aset tidak berwujud yang tepat sesuai standar akuntansi. Untuk pencatatan akuntansinya menggunakan akun aset tidak berwujud di sisi Debit dan Kas berada di sisi Kredit. Hal ini didasarkan pada pembelian aset tidak berwujud secara tunai, sehingga mempengaruhi penambahan aset dan pengurangan jumlah kas. Selain transaksi tersebut, ada pula pencatatan amortisasi aset tidak berwujud yang harus Anda pahami. Pencatatannya sangat mudah, Anda hanya perlu menuliskan biaya amortisasi di sisi Debit dan Aset Tidak Berwujud di sisi Kredit. Hal ini didasarkan pada pengurangan nilai aset yang mengharuskan penulisan akun aset tidak berwujud di sisi kredit dan sebagai penyeimbang, di sisi Debit dituliskan akun biaya amortisasi. Untuk pelaporannya sendiri akun aset tidak berwujud dapat Anda temui pada laporan keuangan neraca khususnya pada kolom aktiva. Adapun besaran nilai yang dicatat adalah sejumlah nilai bersih yang sudah dikurangi dengan biaya amortisasi.
Ragam informasi seputar aset tidak berwujud tersebut perlu untuk Anda pahami agar mampu menelaah pelaporan akuntansi secara baik. Sumber materibelajar.co.id dapat Anda gunakan untuk menambah informasi seputar aset. Untuk itu penting bagi Anda agar senantiasa update informasi terbaru. Semoga bermanfaat.